19 ETIKA BERCANDA DALAM ISLAM

19 ETIKA BERCANDA DALAM ISLAM 

Agar Canda Menjadi Cahaya, Bukan Luka

1. Niat yang Tulus

Bercandalah dengan niat ingin membahagiakan saudara, mempererat hati, dan mencairkan suasana—bukan ingin merendahkan, mempermalukan, atau menyindir.

2. Jangan Sekali-kali Menyakiti Hati Orang Lain

Candaan yang terlihat ringan, bisa jadi melukai hati dalam diam. Luka hati lebih dalam dari luka fisik. Jangan tertawakan luka yang tak terlihat.

3. Jangan Menimbulkan Permusuhan

Jika candamu justru membuat orang menjauh, sakit hati, bahkan dendam—itu bukan canda, tapi cela.

Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, bisa jadi mereka lebih baik dari mereka..." (QS. Al-Hujurat: 11)

4. Hindari Sindiran atau Sarkasme

Candaan yang menyindir adalah seperti menyuapkan racun dalam madu. Pahit, meski tampak manis.

5. Tidak Berbohong untuk Membuat Orang Tertawa

> "Celaka bagi orang yang berdusta agar orang-orang tertawa..."

(HR. Abu Dawud – Shahih)

6. Jangan Menjadikan Agama dan Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan jadi bahan Candaan, atau dosa sebagai Bahan Lelucon.

Mencuri, Riba, Zina, neraka, aurat, atau minuman keras dll, bukan bahan candaan. Itu pelecehan terhadap agama, karena ancaman azab Allah.

7. Jangan Permalukan Orang di Depan Umum

Bercanda yang mempermalukan, apalagi di depan banyak orang, adalah bentuk penghinaan yang menyakitkan.

8. Hindari Candaan tentang Kekurangan Fisik atau Sosial

Jangan cemooh tubuh, warna kulit, status, atau kekurangan saudaramu. Bisa jadi itu ujian yang Allah berikan padanya, dan ujian yang akan menjerumuskanmu.

9. Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat

Jangan bercanda di saat orang berduka, sedang rapat, belajar, atau di tempat yang menuntut keseriusan.

10. Jangan Mengganggu atau Membuat Takut

> "Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang saudaranya (meski) sebagai candaan." (HR. Abu Dawud)

11. Jangan Gunakan Kata Kasar atau Kotor

Jaga kehormatan lisan. Candaan tetap harus mencerminkan akhlak seorang Muslim.

12. Jangan Bercanda Secara Berlebihan

Canda yang berlebihan mengeraskan hati, membuat jiwa lalai, dan bisa menghilangkan wibawa.

13. Hindari Meniru atau Mengejek Gaya Orang

Mengejek suara, cara jalan, atau logat orang lain bisa melukai batinnya—tanpa kamu tahu.

14. Jangan Membuat Orang Merasa Tersisih

Jangan bercanda hanya dengan kelompokmu dan mengabaikan yang lain. Itu bisa menumbuhkan iri dan benci.

15. Jaga Ekspresi dan Bahasa Tubuh

Terkadang bukan kata-kata, tapi mimik dan gestur tubuh yang menyakiti.

16. Jangan Merusak Hubungan karena Candamu

Jika candaanmu membuat saudaramu menjauh, memutuskan silaturahim, bahkan menyimpan dendam, kau telah kehilangan berkahnya ukhuwah.

17. Bercandalah dengan Akhlak, Bukan Emosi

Tahan lidahmu, tenangkan hatimu, dan bersihkan niat sebelum bercanda.

18. Bercandalah untuk Merajut Cinta, Bukan Menebar Luka

Canda yang indah adalah yang mempererat hati, menghadirkan senyum, dan menumbuhkan kasih.

19. Teladani Rasulullah ﷺ dalam Bercanda

Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling mulia akhlaknya. Beliau bercanda, namun tidak pernah dusta, menyindir, atau menyakiti.

> Suatu ketika seorang nenek berkata, “Wahai Rasulullah, doakan aku masuk surga.”

Beliau bersabda, “Tidak ada nenek-nenek di surga.”

Nenek itu menangis. Lalu beliau menjelaskan, “Karena semua wanita di surga akan kembali muda.” (HR. Tirmidzi – hasan)

Murtad karena bercanda terkait agama adalah perkara yang sangat serius dalam Islam. Meskipun hanya bercanda, jika isi candaannya menghina, meremehkan, atau memperolok-olok Allah, Rasul-Nya, Al-Qur’an, syariat Islam, atau ajaran agama, maka itu bisa menyebabkan pelakunya keluar dari Islam (murtad), meskipun ia tidak bermaksud serius.

Dalil Al-Qur’an

Surah At-Taubah ayat 65–66:

‏وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ • لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan), tentu mereka akan menjawab, 'Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.' Katakanlah, 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?' Janganlah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman.”

(QS. At-Taubah: 65–66)

Ayat ini turun kepada sekelompok orang yang mengejek Nabi dan sahabat-sahabatnya. Meskipun mereka berdalih hanya bercanda, Allah menyatakan bahwa mereka telah menjadi kafir setelah sebelumnya beriman.

Penjelasan Ulama

Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim:

“Sepakat para ulama bahwa siapa saja yang menghina Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, atau agama-Nya, maka dia kafir, walaupun tidak bermaksud menghina, hanya main-main atau bercanda.”

Ibnu Taimiyyah rahimahullah:

“Barangsiapa yang memperolok-olok Allah atau Rasul-Nya atau Kitab-Nya, dia kafir secara lahir dan batin, meskipun dia menganggap itu hanya guyonan atau tidak bermaksud serius.”

(Ash-Sharim al-Maslul)

Contoh Candaan yang Berbahaya

“Kalau Islam begini, mending jadi atheis.”

“Surga? Nanti juga semua masuk neraka dulu.”

“Jilbab itu budaya Arab, bukan syariat.”

“Kalau Allah adil, kenapa masih banyak orang miskin?”

Menirukan adzan, bacaan shalat, atau suara ustadz dengan nada menghina.

Kesimpulan dan Nasehat

Bercanda yang mengandung penghinaan terhadap agama Islam bisa menyebabkan murtad.

Tidak ada istilah ‘hanya bercanda’ jika yang dicandakan adalah sesuatu yang suci dan agung dalam Islam.

Islam memuliakan akal dan mengajarkan adab. Bercanda boleh, tapi tidak dengan mempermainkan agama. Rasulullah ﷺ bersabda:

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ، لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ، وَيْلٌ لَهُ، ثُمَّ وَيْلٌ لَهُ

“Celakalah orang yang berbicara dengan kebohongan untuk membuat orang tertawa. Celakalah dia, celakalah dia!”

(HR. Abu Dawud, no. 4990; hasan)

Wallahu A’lam

https://chat.whatsapp.com/JdLHYkShTQJDwqSrNnOVEm

Komentar

Postingan Favorit

Baca Surat Al Kahfi & Yasin